DOXTIMES.COM – Israel merencanakan akan pembangunan lebih dari 4.000 rumah di pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki, sebuah kelompok hak asasi manusia (HAM) mengatakan, sehari setelah pasukan Israel menghancurkan rumah-rumah di daerah di mana ratusan warga Palestina menghadami rencana pengusuran.
Sebuah Kelompok Hak Asasi Manusia, Peace Now, memberikan angka tersebut setelah pertemuan Dewan Perencanaan Tinggi Israel, yang bersidang untuk menandatangani pembangunan tersebut. Pada pertemuan tersebut, 2.791 rumah menerima persetujuan akhir dan 1.636 menerima persetujuan awal, kata pengawas.
Para kritikus mengatakan bahwa kebijakan itu sama dengan apartheid, tuduhan yang telah ditolak Israel.
“Negara Israel kembali tersandung ke jurang dan semakin memperdalam pendudukan,” kata Hagit Ofran, seorang ahli di Peace Now mengatakan di Twitter.
“Ini berita buruk bagi Israel da bagi siapa saja yang peduli dengan orang-orang di wilayah kami,” tambahnya.
Tidak ada tanggapan dari pemerintah Israel, tetapi menanggapi di Twitter, Menteri Dalam Negeri Israel Ayelet Shaked menyebutnya “Hari perayaan untuk pemukiman Yudea dan Samaria”, nama yang digunakan oleh Israel untuk Tepi Barat yang diduduki.
Di kota Ramallah, Tepi Barat, Bassam al-Salhe, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mendesak agar warga Palestina meningkatkan perjuangan mereka dalam menghadapi proyek-proyek pemukiman Israel.
Dia juga meminta agar masyarakat internasional untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap Israel, untuk memaksa Israel menghentikan tindakannya dan agresinya terhadap rakyat Palestina.
Rencana untuk membangun 4.000 rumah lagi menjadi kemajuan besar dari proyek pemukiman sejak pemerintah Biden menjabat. Gedung Putih telah menentang pembangunan pemukiman karena semakin mengikis kemungkinan solusi dua negara untuk konflik antara Israel-Palestina.
Wilayah pemukiman Israel dibentengi, kompleks perumahan khusus Israel yang dibangun di atas tanah Palestina yang melanggar hukum internasional.
Setidaknya 250 pemukiman Israel di antara 600.000 dan 750.000 berada di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Serangan pemukiman terhadap warga Palestina adalah kejadijan yang sudah biasa di Tepi Barat, rumah bagi hampir tiga juta warga Palestina.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, yang pernah memimpin organisasi pemukiman utama, menentang kenegaraan Palestina.
Ikuti Twitter dan Instagram kami.